My pregnancy in a post

Setelah hampir berminggu-minggu mengira kalo muntah-muntahnya gara-gara sakit maag, kita akhirnya menuruti saran orang-orang untuk membeli test pack. Shortly, it was positive!

Orang bilang mualnya cuma sampe 3 bulan, well for me it was 4. So instead of gaining pregnancy weight, i lost some. semua itu dijalani sambil babysitting bayi seorang teman. Jadi muntah di bus, sambil menyebrang jalan, di trotoar, di tong sampah dan nyaris pingsan di bank menjadi keseharian saya di trimester pertama.

Disini teori relativitas waktu dibuktikan. karena satu hari rasanya bagaikan satu windu. Hidup segan, mati pun tak mau. Di rumah rasanya sengsara, keluar repot. Kebanyakan waktu dihabiskan diatas tempat tidur menatap tembok dan langit-langit. Buka gorden, silau, tutup gorden, galau. Semuaa salah. Untungnya bapak suami sabar membantu juga memasak.

Trimester kedua walaupun ada beberapa discomforts dari symptom kehamilan, tapi overall rasanya seperti hidup kembali, kebetulan waktu itu juga bertepatan dengan summer, jadi lebih enjoy bisa jalan-jalan keluar menikmati udara segar dan hari cerah.

Sampai akhirnya trimester ketiga datang, walaupun perut tidak terlihat besar, tapi badan sudah terasa sesak hingga ke tenggorokan (panas), dan menyebabkan heartburn. Sehingga saya muntah kembalih pemirsah…

screenshot_2016-09-25-17-12-28-1.png

Minggu baru berarti symptom baru. Sampai pada suatu titik saya merasa “I’m tired of being tired“. Untuk cerita ke suami saja udah males, karena saya akhirnya ngerasa seperti komplain terus-terusan.

Namun, suatu hari saya mendapat hidayah. hahahhaa…

Jadi ceritanya saya ikut kelas Antenatal beserta sekitar 12 pasangan lainnya. Di hari pertama kita diminta memperkenalkan diri sambil menceritakan secara singkat hal yang kita enjoy dari kehamilan masing-masing. Disitu lah tettoot momennya. Saya bingung, sambil deg-degan karena sebentar lagi giliran saya, tapi masih belum terpikir satu hal yang benar-benar saya enjoy (Astaghfirullah). Tapi untungnya calon ibu-ibu yang lain juga terlihat bingung dan perlu berpikir sebentar. Yang giliran pertama bilang dia paling enjoy the baby kicks, akhirnya ibu-ibu lain juga ikut-ikutan bilang hal yang sama sampai tiba giliran satu perempuan ini yang bilang “Nothing!” karena ternyata dia mengidap hiperemesis alias muntah-muntah parah sampai harus dirawat di rumah sakit. Daaaan.. semakin dekat giliran saya…

TING!

Ketemuu..

Apa itu?

Terlepas dari semua ketidak-nyamanan yang saya rasakan, sebenernya saya selalu amaze  dengan pregnancy weekly updates yang saya dapatkan dari aplikasi Baby Center saya. Dari update kalau bayinya mulai memiliki tangan dan kaki, ukuran bayi yang semakin besar (diberikan perbandingan dengan buah), kemampuan yang sedang dikembangkan si jabang bayi. Semua itu benar-benar membuka pikiran saya betapa hebat dan sempurna ciptaan Allah. Ternyata saya ini dulunya berasal dari setitik sel. Walaupun sudah dari lama tau dan diajarkan di sekolah, tapi pengalaman kali ini membuat fakta tersebut dilihat dari sudut pandang yang berbeda, bukan biologis, tapi spiritual wise. 

Ditambah lagi, tidak sedikit dari teman yang saya kenal cukup dekat sudah mencoba untuk program hamil, tapi tidak semuanya bisa seberuntung saya. So that’s definitely something i MUST be grateful about. Belum setahun menikah, si baby datang lebih awal dari rencana. Which turned out to be good!

Sebenernya masih banyak ketakjuban saya tentang kehamilan, tapi kalau saya jabarkan dalam tulisan bisa jadi satu makalah sendiri, yang kalau dicetak jadi buku bisa jadi best seller, terus saya jadi kaya raya. #ngalor #ngidul

Yes, so basically pregnacy for me is the happiest reason for feeling like crap

Like it or not, that’s how i felt, nothing anyone can change about it

See you at another post!

Dildul

Leave a comment